Rabu, 26 Desember 2012

Pengukuran Tingkat Kelangsungan Hidup, Laju Pertumbuhan dan Efisiensi Penggunaan Makanan pada Ikan lele



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Usaha budidaya ikan lele sudah banyak dikembangkan dikalangan masyarakat. Bibitnya yang relatif murah dan mudah didapatkan merupakan alasan mengapa budidaya lele lebih diminati. Selain itu, pembesarannya yang mudah dan tidak perlu pemantauan khusus. Harga jualnya tak kalah dengan ikan-ikan konsumsi lainnya yang beredar dipasaran. Praktikum pembesaran lele dilakukan agar mahasiswa dapat memahami bagaimana dalam menerapkan teori-teori yang telah diberikan oleh dosen. Kemudian mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengetahui dan dapat memecahkan masalah-masalah yang ada dalam proses budidaya tersebut, seperti adanya kematian yang berlebih, kualitas air yang kurang bagus, kurangnya pakan alami dan lain-lain. Sehingga dengan adanya pengalaman memecahkan masalah tersebut mahasiswa tahu bagaimana cara menanganinya secara cepat dan tepat agar budidaya ikan tersebut dapat berjalan kembali.
Menurut Mudjiman (1998), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat, ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.
Didalam pengelolaan pemberian pakan tentunya dituntut untuk membuat manajemen pemberian pakan yang efektif dan efisien sehingga pembesaran ikan lele dapat optimal. Selain itu ketersediaan pakan dan oksigen sangat penting bagi ikan untuk keberlangsungan pertumbuhannya. Pemberian pakan pada ikan yang dibesarkan harus dilakukan secara tepat, jumlah, ukuranan sifat pakan, teknik serta waktu pemberian pakan. Hal ini penting supaya nantinya kita benar-benar mengetahui secara pasti teknik pemberian pakan yang benar dan baik.


1.2 Tujuan
*      Mahasiswa mampu mengukur tingkat kelangsungan hidup ikan lele
*      Mahasiswa mampu menghitung laju pertumbuhan dan efisiensi pakan.
*      Mahasiswa mampu membuat manajemen pengelolaan pemberian pakan pada ikan lele secara efektif dan efisien























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Frekuensi pemberian pakan
. Pemberian pakan pada benih ikan umur 7 sampai 15 hari biasanya diberi pakan dalam bentuk tepung dan remah. Benih umur 15 sampai 30 hari dapat diberi pakan berupa pelet yang berdiameter ± 1 mm atau disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Pakan ini diberikan 3-5 kali sehari (Soetomo, 1987).
Frekuensi pemberian pakan adalah jumlah pemberian pakan per satuan waktu, misalnya dalam satu hari pakan diberikan tiga kali. Pada ukuran larva frekuensi pemberian pakan harus tinggi karena laju pengosongan lambungnya lebih cepat, dan dengan semakin besarnya ukuran ikan yang dipelihara maka frekuensi pemberian pakannya semakin jarang. Laju evakuasi pakan didalam lambung atau pengosongan lambung ini tergantung pada ukuran dan jenis ikan kultur, serta suhu air (Effendi, 2004). Untuk ikan lele, satu sampai tiga hari setelah tebar pakan diberikan empat kali dalam sehari dan setelah itu tiga kali.

2.2.Kualitas air
Suhu yang baik untuk kehidupan lele adalah suhu yang berkisar antara 20-30oC. Tetapi suhu optimalnya adalah 27oC. kandunga oksigen terlarut > 3 ppm, pH 6.5-8 dan NH3 sebesar 0.05 ppm (Khairuman dan Amri, 2002).
Kandungan oksigen yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung dalam jaringan tubuhnya. Sebaliknya penurunan kandungan oksigen secara tiba-tiba, dapat menyebabkan kematiannya. (najiyanti, 1992).             
2.3.Manajemen pemberian pakan
            Dalam manajemen pemberian pakan ada 6 faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
1.      Feeding frekuensi                                        
2.      Feeding time                                                             
3.      Feeding behaviour                                              
4.      Feeding habits                                                   
5.      Feeding periodicity                                                    
6.      Feeding level
2.4. Tingkat kelangsungan hidup. 
Kelangsungan hidup adalah peluang hidup suatu individu dalam waktu tertentu, sedangkan mortalitas adalah kematian yang terjadi pada suatu populasi organisme yang menyebabkan berkurangnya jumlah individu di populasi tersebut (Effendi, 1979). Tingkat kelangsungan hidup akan menentukan produksi yang diperoleh dan erat kaitannya dengan ukuran ikan yang dipelihara.
Kelangsungan hidup benih ditentukan oleh kualitas induk, kualitas telur, kualitas air serta perbandingan antara jumlah makanan dan kepadatannya. Padat tebar yang terjadi dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat kelangsungan hidup suatu organisme, terlihat kecenderungannya bahwa makin meningkat padat tebar ikan maka tingkat kelangsungan hidupnya akan makin kecil (Allen, 1974).
Nilai tingkat kelangsungan hidup ikan rata-rata yang baik berkisar antara 73,5-86,0 %. Kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen yang terlarut, dan tingkat keasaman (pH) perairan, serta rasio antara jumlah pakan dengan kepadatan (DEPTAN, 1999).

Faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan lele yang perlu diperhatikan adalah padat tebar, pemberian pakan, penyakit, dan kualitas air. Meskipun ikan lele bisa bertahan pada kolam yang sempit dengan padat tebar yang tinggi tapi dengan batas tertentu. Begitu juga pakan yang diberikan kualitasnya harus memenuhi kebutuhan nutrisi ikan dan kuantitasnya disesuaikan dengan jumlah ikan yang ditebar. Penyakit yang menyerang biasanya berkaitan dengan kualitas air, sehingga kualitas air yang baik akan mengurangi resiko ikan terserang penyakit dan ikan dapat bertahan hidup.








2.4. Laju pertumbuhan dan efisiensi pakan
A.Pertumbuhan
Menurut Mudjiman (1998), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat, ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.

B. Konversi pakan
            Konversi pakan dan efisiensi pakan merupakan indikator untuk menentukan efektifitas pakan. Konversi pakan dapat diartikan sebagai kemampuan spesies akuakultur mengubah pakan menjadi daging sedangkan efisiensi pakan adalah bobot basah daging ikan yang diperoleh per satuan berat kering pakan yang diberikan.
Nilai konversi pakan menunjukkan bahwa sejauh mana makanan efisien dimanfaatkan oleh ikan peliharaan. Oksigen secara tidak langsung mempengaruhi besar kecilnya konversi pakan.
Efisiensi pakan adalah bobot basah daging ikan yang diperoleh per satuan berat kering pakan yang diberikan. Hal ini sangat berguna untuk membandingkan nilai pakan yang mendukung pertambahan bobot. Efisien pakan berubah sejalan dengan tingkat pemberian pakan dan ukuran ikan. Efisiensi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kualitas pakan, jumlah pakan, spesies ikan, ukuran ikan dan kualitas air.








BAB III
METODOLOGI

3.1.Waktu dan Tempat
       Adapun waktu dan tempat dalam praktikum mata kuliah Manajemen Pemberian Pakan tentang “Pengukuran Tingkat kelangsungan Hidup, Laju Pertumbuhan, Efisiensi Penggunaan makanan dan konversi Pakan Pada Ikan Lele Yang dipelihara di kolam”, adalah sebagai berikut :
Hari, tanggal         : 02 Oktober, 09 Oktober, 23 Oktober, 30 Oktober
Waktu                   : 13.30 – selesai
Tempat                  : Departemen Perikanan VEDCA.
A.    Down Ribbon:   AlatAlat dan Bahan

*      Baskom
*      Timbangan
*      Mistar
*      Aquarium
*      Alat Pengukuran Kualitas Air( Termometer, pH Meter dan DO Meter).




Down Ribbon:  Bahan
 



*      Ikan lele
*      Pakan Ikan
*      Air
*      Tissue

3.2.Langkah Kerja ( sampling minggu ke-1 )

1.      Pada langkah pertama yaitu siapkanlah alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Pada sampling pertama wadah yang digunakan adalah aquarium, maka siapkan aquarium  untuk pemeliharaan ikan
3.      Selanjutnya Siapkan ikan yang akan ditebar di aquarium
4.      Ukurlah berat ikan dan panjang ikan yang akan dipelihara, sejumlah 30% dari jumlah yang akan ditebar kedalam kolam, kemudian hitunglah rata-rata berat dan panjang ikan.
Untuk ikan mas dan nila hitunglah faktor kondisi ikan dengan rumus :
K= 100 M/L3
5.      Sebelum ikan ditebar ukurlah terlebih dahulu wadah (Aquarium) yang akan digunakan untuk pemeliharaan ikan.
6.      Tebarlah ikan di kolam dengan melakukan aklimatisasi terlebih dahulu
7.      Buatlah manajemen pemberian pakan untuk kegiatan pemeliharaan ikan di kolam bak. Dengan memperhatikan kebiasaan makan dari ikan yang akan dipelihara di kolam tersebut.
8.      Hitunglah kebutuhan pakan per 1 kali pemberian pakan untuk waktu 1 mg (sebelum sampling). Sampling dilakukan setelah 1 minggu pemeliharaan.

( Sampling Minggu ke-2 )

1.      Pada kegiatan paraktikum minggu ke-2, ikan stess diwadah aquarium, ini disebabkan karna padat tebar yang tinggi dan wadah yang tidak mendukung, akibatnya 2 ekor ikan mati.
2.      Wadah yang digunakan diganti menjadi wadah bak beton
3.      Selanjutnya siapkanlah Alat dan Bahan yang akan digunakan
4.      Ambillah sampel air dari kolam pmeliharaan ikan dengan botol sampel dan lakukan pengujian parameter kualitas air : Oksigen terlarut (DO), pH air, Suhu air.
5.      Lakukan sampling ikan sejumlah 20% dari total ikan yang ada di kolam, kemudian lakukan pngukuran panjang dan berat ikan, untuk mengukur laju pertumbuhan ikan.
6.      Buatlah kesimpulan dari hasil perhitungan laju pertumbuhan, kelangsungan hidup dan efisiensi penggunaan makanan diatas dengan memprhatikan hasil pengujian kualitas air.
7.      Buatlah manajemen pemberian pakan untuk kegiatan pemeliharaan ikan di kolam bak untuk pemeliharaan minggu berikutnya. Dengan memperhatikan hasil pertumbuhan pada minggu sebelumya.
8.      Hitunglah kebutuhan pakan per 1 kali pemberian pakan untuk waktu 1 mg (sebelum sampling). Sampling dilakukan setelah 1 minggu pemeliharaan.

( Sampling Minggu ke-3 )                                                     

1.      Siapkanlah Alat dan Bahan yang akan digunakan
2.      Ambillah sampel air dari kolam pmeliharaan ikan dengan botol sampel dan lakukan pengujian parameter kualitas air : Oksigen terlarut (DO), pH air, Suhu air.
3.      Lakukan sampling ikan sejumlah 20% dari total ikan yang ada di kolam, kemudian lakukan pngukuran panjang dan berat ikan, untuk mengukur laju pertumbuhan ikan.
4.      Buatlah kesimpulan dari hasil perhitungan laju pertumbuhan, kelangsungan hidup dan efisiensi penggunaan makanan diatas dengan memprhatikan hasil pengujian kualitas air.
5.      Buatlah manajemen pemberian pakan untuk kegiatan pemeliharaan ikan di kolam bak untuk pemeliharaan minggu berikutnya. Dengan memperhatikan hasil pertumbuhan pada minggu sebelumya.
6.      Hitunglah kebutuhan pakan per 1 kali pemberian pakan untuk waktu 1 mg (sebelum sampling). Sampling dilakukan setelah 1 minggu pemeliharaan.


( Sampling Minggu ke-4 )

1.      Siapkanlah Alat dan Bahan yang akan digunakan
2.      Ambilah sampel air dari kolam pmeliharaan ikan dengan botol sampel dan lakukan pengujian parameter kualitas air : Oksigen terlarut (DO), pH air, Suhu air.
3.      Lakukan sampling ikan sejumlah 20% dari total ikan yang ada di kolam, kemudian lakukan pngukuran panjang dan berat ikan, untuk mengukur laju pertumbuhan ikan.
4.      Buatlah kesimpulan dari hasil perhitungan laju pertumbuhan, kelangsungan hidup dan efisiensi penggunaan makanan diatas dengan memprhatikan hasil pengujian kualitas air.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil
            4.1.1. Sampling 1
Hasil yang diperoleh pada  Sampling ke-1 atau minggu pertama adalah:
Berat rata-rata
: 71,56 gram
panjang rata-rata
:19,61cm
DO
: 7 ppm
pH air
: 9,22
Suhu air
: 28°Celcius
Feeding Rate
: 5%
Feeding frekuensi
: 3 x sehari
Feeding time
: 07.00, 12.00, 17.00 WIB
4.1.2.      Sampling 2
Hasil yang diperoleh pada kegiatan sampling ke-2 adalah SBB:
DO                  : 13 ppm
pH air             : 7,4
Suhu air         : 28 °Celcius
Jumlah ikan yang diambil saat sampling 2 : 7 ekor
Panjang tubuh rata-rata      : 20,14
Berat tubuh rata-rata           : 49,85
Feeding Rate                         : 3%
Feeding frekuensi                 : 3 x sehari
Feeding Time                        : 07.00, 12.00, 17.00



v  Pertumbuhan bobot mutlak :
Wm = Wt – Wo
Wm     : Pertumbuhan mutlak
Wt       : Bobot Akhir
Wo      : Bobot Awal
Pertumbuhan bobot mutlak   : - 21,71
v  Kelangsungan hidup (SR)     : SR% = Nt/No x 100%
SR: Kelangsungan Hidup
Nt: Jumlah ikan saat waktu t
No: Jumlah ikan saat waktu 0
Kelangsungan hidup: 89,74%
v  Pertumbuhan Spesifik
SGR = (W B/Bo – 1) x 100%
Keterangan : SGR = Laju pertumbuhan
                      W     = Waktu yang dibutuhkan
                       B     = Berat tubuh akhir (gr)
                       Bo   = Berat tubuh awal (gr)
v  Efisiensi penggunaan makanan
Em = (B + Bt) – Bo/ Tm x 100%
Keterangan : Em = Efisiensi makanan ikan
                      B   = Berat tubuh akhir (gr)
                      Bt  = Berat mati (gr)
                      Bo  = Berat tubuh awal (gr)
                      Tm  = Total makanan yang habis selama pengujian (gr)

4.1.3.      Sampling 3
Data yang diperoleh dari kegiatan prktikum pada minggu ke-3 (sampling ke -3)
Sampling ke - 3
DO                  : 6,8 ppm
pH air             : 8,7
Suhu air         : 28 ° Celcius
Jumlah ikan yang diambil saat sampling 3: 6 ekor
Panjang tubuh rata-rata      : 20,75 cm
Berat tubuh rata-rata           : 73,33 gram
Pertumbuhan bobot mutlak :
Wm = Wt – Wo
Wm     : Pertumbuhan mutlak
Wt       : Bobot Akhir
Wo      : Bobot Awal
Pertumbuhan bobot mutlak   : 73,33 – 62,5 = 10,83 gram
Kelangsungan hidup (SR)     : SR% = Nt/No x 100%
SR: Kelangsungan Hidup
Nt: Jumlah ikan saat waktu t
No: Jumlah ikan saat waktu 0
Kelangsungan hidup: 30/30 x 100% = 100%
Pertumbuhan Spesifik
SGR = Ln Wt – In Wo / T x 100%
Keterangan : SGR = Laju pertumbuhan
W     = Waktu yang dibutuhkan
B     = Berat tubuh akhir (gr)
Bo   = Berat tubuh awal (gr)
Pertumbuhan spesifik : 2,9%
Efisiensi penggunaan makanan
Em = (Wt + D) – Wo / Tm x 100%
Keterangan : Em = Efisiensi makanan ikan
                      B   = Berat tubuh akhir (gr)
                      Bt  = Berat mati (gr)
                      Bo  = Berat tubuh awal (gr)
                      Tm  = Total makanan yang habis selama pengujian (gr)
Feeding Rate: 3%
Feeding frekuensi: 3 x sehari (20%, 30%, 50%)
Feeding Time: 07.00, 12.00, 17.00

4.1.4.      Sampling 4
Data yang diperoleh dari kegiatan prktikum pada minggu ke-4(sampling ke -4)

DO                  : 4,6 ppm
pH air             : 9,3
Suhu air         : 28,3 derajat celcius
Jumlah ikan yang diambil saat sampling 4: 6 ekor
Panjang tubuh rata-rata      : 20,75 cm
Berat tubuh rata-rata           : 75,83 gram


Pertumbuhan bobot mutlak :
Wm = Wt – Wo
Wm     : Pertumbuhan mutlak
Wt            : Bobot Akhir
Wo           : Bobot Awal
Pertumbuhan bobot mutlak        : 2,5
Kelangsungan hidup (SR)          : SR% = Nt/No x 100%
SR: Kelangsungan Hidup
Nt: Jumlah ikan saat waktu t
No: Jumlah ikan saat waktu 0
Kelangsungan hidup: 80%
Pertumbuhan Spesifik
SGR = Ln Wt – In Wo / T x 100%
Keterangan : SGR = Laju pertumbuhan
                      W     = Waktu yang dibutuhkan
                       B     = Berat tubuh akhir (gr)
                       Bo   = Berat tubuh awal (gr)
Pertumbuhan spesifik : 0,57
Efisiensi penggunaan makanan
Em = (Wt + D) – Wo / Tm x 100%
Keterangan : Em = Efisiensi makanan ikan
                      B   = Berat tubuh akhir (gr)
                      Bt  = Berat mati (gr) TIDAK DI KETAHUI
                      Bo  = Berat tubuh awal (gr)
                      Tm  = Total makanan yang habis selama pengujian (gr)
Konversi Pakan
FCR = Berat pakan yang diberikan / Berat ikan yang dihasilkan
Konversi makanan : 1,21






v  Tabel Kualitas Air
Hari ke-
pH
DO
Suhu
0
9,22
7
28
7
7,4
13
28
14
8,37
5,2
28
21
8,7
6,8
28
28
9,3
4,8
28

v  Tabel Manajemen Pemberian Pakan
Minggu ke-
FR
FF

1
5%
3x
07.00, 12.00, 17.00
2
3%
3x
07.00, 12.00, 17.00
3
3%
3x
07.00, 12.00, 17.00
4
3%
3x
07.00 (20%), 12.00 (30%), 17.00 (50%)
v  Tabel Jumlah Pakan yang di Berikan
Minggu ke-
1 x pemberian pakan
JPH
JPM
1
46,514
139,542
976,794
2
17,447
52,342
366,40
3
18,75
56,25
393,75
4
(13,2) (19,8) (33)
66
462


Jumlah Total
2198,944
               Cara Perhitungan
*      FR x BM ( contoh minggu 1 )
= 5% x (71,56 x 39)
= 0,05 x (2790,84)
= 139,542

*      JPM = 139,547 x 7
        = 976,794
*      JP/1 x Feed = 139,542 / 3 = 46,514

v  Tabel Pertumbuhan Ikan
Hari ke-
Berat rata-rata
Panjang rata-rata
Bobot mutlak (Wm)
SGR
0
71,56
19,61
-
-
7
46,85
20,14
-21,71
-5,143
14
62,5
19,67
15,65
3,3
21
73,33
20,75
10,83
2,9
28
74,17
20,58
0,84
0,16
Cara Perhitungan
*      Wm (contoh minggu ke 1)
= Bobot (t=7) – Bobot (t=0)
= 46,85 – 71,56
= - 21,71 gram
*      W total
= Bobot (t=28) – Bobot (t=0)
= 74,17 – 71,56
= 2,61 gram
*      SGR ( minggu ke 1)
= In Wt ( t= ) – In Wt (t=0) / 7 x 100%
= In 46,85 – In 71,56 / 7 x 100%
= ( 3,91 – 4,27 ) / 7 x 100%
= - 5,143%
*      SGR total
= In Wt (akhir) – In Wo (tebar) / 7 x 100%
= (In 74,17 – In 71,56) / 7 x 100%



v  Tabel  SR( Survival Rate)
Minggu ke-
Jumlah ikan
SR
0
39
100
1
35
89,74
2
30
85,71
3
30
100
4
24
75,83
SR total = 24 / 39 x 100%

*      Data Em( Efisiensi Makan)
1.      Em minggu ke 1: Bobot ikan yang mati tidak diketahui karena ikan mati hilang.
2.      Em minggu ke 2: bobot ikan yang mati tidak diketahui, karena ikan 4 ekor ikan menghilang dan 1 ekor ikan lepas pada saat sampling.
3.      Em minggu ke 3: SR 100%
4.      Em minggu ke 4: bobot ikan tidak diketahui, dan pada saat akan penimbangan ikan sudah dalam keadaan busuk.







v  Tabel FCR
Minggu ke -
JPM
Jumlah ikan
Berat rata-rata
Biomassa
FCR/minggu
0
-
39
71,56
2829,84
-
1
976,794
35
46,85
1639,75
-0,82
2
366,40
30
62,5
1875
1,55
3
393,75
30
73,33
2199,9
1,21
4
462
24
74,17
1780,08
-1,01
    
*    FCR (minggu ke 2)
= Jumlah pakan minggu ke 2 / BM minggu ke 2 – BM minggu ke 1
= 366,40
*    FCR total
= Jumlah pakan total / BM akhir – BM awal



                                     





4.2.Pembahasan
            Kandungan oksigen yang terlalu tinggi akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung dalam jaringan tubuhnya. Sebaliknya penurunan kandungan oksigen secara tiba-tiba, dapat menyebabkan kematiannya. (najiyanti, 1992). 
Nilai tingkat kelangsungan hidup ikan rata-rata yang baik berkisar antara 73,5-86,0 %. Kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen yang terlarut, dan tingkat keasaman (pH) perairan, serta rasio antara jumlah pakan dengan kepadatan (DEPTAN, 1999).
Dari hasil praktikum yang kita lakukan dengan jumlah total ikan lele ketika pertama kali di masukan kedalam kolam adalah 39 ekor,setelah 1 minggu pemeliharaan menjadi 35 ekor, dan setelah 2 minggu sisa ikan lele hanya berjumlah 24 ekor.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan terhadap pengelolaan pemberian pakan terhadap ikan lele, ternyata hasil praktikum yang diperoleh dalam waktu ±4 minggu adalah dengan jumlah awal penebaran 35 ekor dan tersisa diminggu ke -4 sebanyak 24 ekor.
ini dapat disebabkan dari beberapa faktor yaitu :
*      Wadah / tempat pemeliharaan
pada sampling pertama diketahuai bahwa terdapat 2 ekor ikan mati, ini disebabkan oleh padat tebar yang tinggi, namun daya tampung aquarium yang tidak memumpuni.
*      Kualitas air
Suhu yang baik untuk kehidupan lele adalah suhu yang berkisar antara 20-30oC. Tetapi suhu optimalnya adalah 27oC  kandunga oksigen terlarut > 3 ppm, pH 6.5-8 dan NH3 sebesar 0.05 ppm (Khairuman dan Amri, 2002). pada data praktikum suhu sebesar 28 oC. Ini menunjukkan suhu mendekati optimal, namun ikan lele kurang nafsu makan, mungkin saja ini disebabkan oleh perhitungan yang kurang falid atau ikan stress akibat pemindahaan dari aquarium ke bak beton.Sedangkan dari data yang diperoleh yaitu keadaan pH yang asam serta DO yang yang tinggi dapat menyebabkan ikan kehilangan nafsu makan.
*      Human error
                                    Didalam kegiatan praktikum Human error pasti terjadi. Pada kelompok kami keteledoran pada Controlling  membuat  ikan mati sebanyak 7 ekor. Kematian ikan disebabkan : pada saat sampling ikan lompat dan masuk  ke saluran pembuangan dan 3 ekor ikan mati diakibatkan ikan masuk ke plastik yang terdapat dalam bak.

Ø  Manajemen pemberian pakan
            Pada saat pemberian pakan ikan di minggu ke-1 dengan FR 5% dan FF 3%  efisiensi makan ikan jauh dari yang diharapkan. Akibatnya pakan yang tidak termakan menjadi amoniak dan kualitas air jelek. Oleh karena itu pada minggu ke 2-3 manajemen pemberian pakan menjadi FR 3% dan FF 3% (07.00, 12.00, 17.00)  namun hasilnya kurang memuaskan Sedangkan untuk minggu keduanya laju pertumbuhan harian benih ikan lele masih mengalami penurunan yang cukup besar dari bobot minggu pertama. Berarti pakan yang dimakan oleh benih lele dan di wadah pemeliharaan ikan lele terdapat juga ikan nila yang lompat masuk ke bak lele sehingga pakan tersebut dimakan oleh ikan nila. Sehingga   tidak dapat meningkatkan berat bobot ikan lele tersebut. Berdasarkan sifat  ikan lele  yang nocturnal  maka FF 3% (07.00 {20%}, 12.00{30%}, 17.00{50%})
Ø  Laju pertumbuhan
Berdasarkan hasil praktikum Laju pertumbuhan memperlihatkan   kurang baik. Ini  bisa jadi diakibatkan oleh human error yaitu faktor kurang teliti pada saat melakukan penimbangan sampel ikan serta pengukuran panjang sampel ikan lele tersebut, sehingga adanya perkiraan atau kira-kira pada hasil sampling. Terkait dengan hasil minggu ke-4 yang laju pertumbuhannya menurun, ini dikarenakan  pada saat kita melakukan sampling, sampel ikan yang terambil berukuran dan berbobot kecil, sehingga hasil yang diperoleh pun seakan – akan menunjukkan laju pertumbuhan yang rendah.














BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen yang terlarut, dan tingkat keasaman (pH) perairan, serta rasio antara jumlah pakan dengan kepadatan (Gustav, 1998 dalam Safitri 2007).Menurut Schmitou (1992) dalam Hasanah (2003) efisiensi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kualitas pakan, jumlah pakan, spesies ikan, ukuran ikan dan kualitas air.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka,dapat disimpulkan bahwa praktikum yang kita lakukan terhadap pengelolaan pemberian pakan terhadap ikan lele, ternyata hasil praktikum yang diperoleh dalam waktu ±4 minggu dengan jumlah total ikan lele ketika pertama kali di masukan kedalam kolam/bak adalah 39 ekor,pada minggu pertama 2 ekor ikan mati ini desebabkan oleh kepadatan ikan lele di aquarium. Selanjutnya ikan lele berjumlah 24 ekor. Kematian yang tidak terlalu tinggi terhadap benih ikan lele yang kita pelihara mungkin disebabkan karena kualitas air, suhu,DO, serta efisiensi asupan makanan/pakan dan factor lingkungan baik dari internal maupun eksternal.

5.2.Saran

Pada kegiatan praktikan  banyak terdapat human error ini terjadi karna controlling  yang lemah. Maka seharusnya untuk kegiatan praktikum mendatang lebih teliti lagi dalam melakukan pemeliharaan ikan, khususnya pada saat sampling ikan, karena dari ketidaktelitian praktikan, dapat menyebabkan perolehan hasil yang tidak tepat.


DAFTAR PUSTAKA

*      http://zaldibiaksambas.wordpress.com/2010/06/21/aspek-biologi-reproduksi-ikan-lele-clarias-batrachus/
*      http://seandy-laut-biru.blogspot.com/2010/09/kelangsungan-hidup-ikan-lele.html
*      http://stevanus-jendelausaha.blogspot.com/2011/06/perhitungan-biomasalaju.html