Rabu, 26 Desember 2012

Menghitung Kontraksi jantung ikan lele



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan suatu makhluk hidup, jantung merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting. Jantung merupakan suatu pembesaran massa otot yang spesifik dari pembuluh darah yang bentuknya seperti piramida serta diselimuti oleh kantung perikardial. Jantung pada ikan memiliki dua kamar, yaitu satu serambi (atrium) dan satu bilik (ventrikel). Sistem jantung pada ikan merupakan organ sirkulasi darah dalam tubuh. Kontraksi otot jantung ikan yang ditimbulkan merupakan sarana untuk mengkonversi energi kimiawi menjadi mekanik dalam bentuk tekanan dan aliran darah.
Jantung sangat berperan penting. sebab kita tahu bahwa kerja jantung adalah “Memompa darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah. Sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi (kekebalan) dan senyawa N, dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah sampai ke bagian-bagian jaringan-jaringan tubuh (Groman 1982 in Affandi dan Tang 2002).
Oleh karena pentingnya organ jantung terhadap kelangsungan hidup ikan, penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana kerja otot jantung pada ikan dan juga mengetahui ketahanan jantung ikan apabila dikeluarkan dari tubuhnya..
1.2 Tujuan
                Adapun kegiatan praktikum ini bertujuan sbb:
*      Mengetahui  mekanisme konstraksi otot jantung ikan mas
*      Mengamati prngaruh organ tubuh ikan mas yaitu organ jantung
*      Membuktikan bahwa otot lurik tetapi bekerja seperti otot polos
*      Mengetahui ketahanan jantung ikan mas, apabila dipisahkan dari tubuh



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Taksonomi dan morfologi
Horizontal Scroll: Kelas  : Pisces
 Subkelas : Teleostel
 Orde  : Cypriniffarmes
 Subordo : Cyprinoldel
 Famili  : Cyprinoldea
 Subfamili : Cyprininae
 Genus  : Cyprinus
 Spesies : Cyprinus carpio
 Nama lain : Mas, Karper, Tombro, Rayo, Ameh, Masmasan
            Dalam sistematika (taksonomi ) hewan, ikan mas diklasifikasikan sebagai berikut :









Secara umum, cirri-ciri morfologis yang khas dari ikan mas adalah bentuk badan (tubuh) agak panjang dan sedikit pipih ke samping, bibir mulut lunak dapat disembulkan, serta memiliki kumis atau sungut (bebel) yang pendek dua panjang. Jari-jari punggung yang kedua bergigi seperti gergaji. Tidak memiliki lambung, tidak bergigi dan sebagai penggarusnya adalah pharyng yang mengeras. Bentuk sirip ekor bercagak. Warna badan ada yang hijau, merah, biru keperakan, hitam, kuning muda, coklat keemasan dan berbelang-belang campuran dari beberapa warna. Dalam family Cyprinidae dikenal pula genus lain yang bentuknya mirip ikan mas yaitu Cerrasius dengan cirri khusus yakni tidak mempunyai kumis (sungut).



BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
            Tanggal/ Hari              : Selasa, 10 januari 2012
            Waktu                         : 08.00-12.00 WIB
            Tempat                        : Laboraturium departemen Budidaya Perikanan

3.2 Alat dan Bahan
§  Alat                                                                                                        Bahan
Ø  Alat bedah                                                     - Ikan mas
Ø  Cawan petri                                                   - Larutan fisiologis
Ø  Stopwatch
Ø  Baki
Ø  Timbangan
Ø  Alat tulis
Ø  Lap/tissue
3.3 Langkah Kerja
·         Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
·         Ambil dua ekor ikan mas denan ukuran bervariatif  lalu ditimbang
·         Ikan yang masih hidup tersebut dipingsankan dengan menusuk bagian saraf diotak
·         Bedah mulai dari anus kearah depan hingga insang, selanjutnya pisahkan bagian jantung dengan cara menggunting kelenjar yang ada di bagian jantung dengan hati – hati agar jantung tetap berfungsi dengan optimal. lalu dipisahkan organ jantung dan diletakkan pada larutan fisiologis.
·         langkah terakhir ialah amati dengan seksama detak jantung ikan tersebut tiap menit hingga jantung ikan tersebut benar- benar  tidak berdetak lagi.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil pelaksanaan praktikum fisiologi hewan air mengenai kontraksi otot jantung ikan mas.
v  Pengamatan Pertama
Ikan mas dengan berat 250 gr
Menit ke
Jumlah detakan
Menit ke
Jumlah detakan
1
13
26
10
2
19
27
13
3
20
28
8
4
20
29
12
5
19
30
13
6
18
31
10
7
18
32
6
8
18
33
9
9
18
34
5
10
18
35
15
11
19
36
8
12
19
37
6
13
18
38
5
14
15
39
3
15
16
40
0
16
15
41
0
17
14
42
0
18
14
43
2
19
14
44
0
20
11
45
0
21
14
46
0
22
12
47
0
23
11
48
6
24
10
49
0
25
11
50
0






v  Pengamatan kedua
Ikan mas dengan bobot 3,08 gram
Menit ke
Jumlah detakan
Menit ke
Jumlah detakan
1
52
21
0
2
72
22
0
3
74
23
1
4
72
24
0
5
67
25
0
6
60
26
0
7
61
27
0
8
55
28
0
9
37
29
0
10
50
30
0
11
38
31
0
12
38
32
0
13
24
33
0
14
21
34
0
15
21
35
0
16
17
36
0
17
13
37
0
18
14
38
0
19
5
39
0
20
1
40
0



















4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang telah didapatkan terlihat bahwa terdapat perbedaan jumlah detak jantung ikan antara ikan besar dengan ikan kecil. Pada ikan besar jumlah detak jantung lebih sedikit namun dapat bertahan lebih lama. Hal ini dikarenakan energi pada jantung lebih banyak pada ikan yang memiliki bobot  besar.  Sedangkan pada ikan kecil detak jantungnya lebih banyak dan cepat namun lebih cepat pula jantungnya berhenti berdetak, ini dikarena energi pada jantung ikan kecil lebih sedikit dari pada ikan besar. Semakin besar bobot ikan maka ukuran jantungnya juga semakin besar sehingga darah yang terkandung atau dialirkan oleh jantung semakin banyak. Darah mengangkut O2 dan zat-zat penting untuk diedarkan ke seluruh tubuh, ini berarti dalam darah terdapat energi maka semakin besar ukuran ikan, kandungan di dalam darah semakin melimpah dan energi yang diangkutnya juga semakin banyak. Ada dua jenis energi yang disalurkan ke darah pada setiap kontraksi jantung yaitu energi kinetik yang menyebabkan darah mengalir dan energi yang tersimpan dalam pembuluh darah dan menimbulkan tekanan darah.
Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa secara umum waktu bertahannya otot jantung ikan pada ikan besar di luar tubuhnya lebih lama dibandingkan dengan ikan kecil. Hal ini terjadi karena ukuran dari ikan itu sendiri dimana pada ikan besar, energi yang dimiliki juga besar untuk bertahan di luar tubuhnya dan pada ikan kecil, energi yang dimilikinya sedikit sehingga lama waktu bertahan otot jantung di luar tubuhnya lebih sebentar dibandingkan ikan besar.
Jantung ikan masih bisa berdetak walaupun berada di luar tubuh tanpa adanya jaringan sistem saraf maka terbukti bahwa otot jantung adalah otot lurik dan bekerja tanpa sadar. Jantung terus berdetak walaupun semua syaraf yang menuju ke jantung dipotong. Hal ini disebabkan adanya jaringan permanen khusus dalam jantung yang berfungsi membangkitkan potensial aksi yang berulang (pace maker). Otot jantung ikan tetap berdetak meskipun jantung telah dikeluarkan dari tubuh ikan karena ikan memiliki tipe jantung meogenik. Jantung miogenik  denyutnya akan tetap ritmis meskipun hubungan dengan syaraf diputuskan. Bahkan bila jantung diambil selagi masih hidup dan ditaruh dalam larutan fisiologis yang sesuai akan tetap berdenyut. Jantung miogenik terdapat pada jaringan otot jantung khusus yang membuat simpul (nodal tissue) yang merupakan pacu jantung. Pada ikan letaknya pada sinus venosus. Denyut jantung terjadi secara spontan dimulai dari simpul SA lalu seluruh atrium berdenyut. Pada dasar sekat atrium terdapat simpul lain yang menerima rangsang karena ada impuls dari simpul SA, simpul tersebut disebut sebagai AV (atrio ventriculer). Dari simpul ini, impuls dilanjutkan melalui berkas hiss dan purkinye yang serabutnya menyebar pada ventrikel kira dan kanan. Dengan kemudian kedua ventrikel itu berdenyut bersama-sama (Affandi dan Tang 2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi detak jantung ikan diantaranya energi yang tersimpan di dalam jantung, dan juga perbedaan osmotik antara cairan di dalam jantung dengan tekanan osmotik cairan di luar jantung (media perlakuan).
Larutan fisiologis berfungsi seperti cairan infus yakni untuk mengkondisikan seperti lingkungan yang sebenarnya. Kondisi larutan akan mempengaruhi lama bertahannya detak jantung. Larutan fisiologis digunakan karena larutan ini mirip dengan lingkungan dari jantung itu sendiri. Larutan fisiologis yang bersifat hipoosmotis menyebabkan cairan dari larutan masuk ke sel-sel otot jantung sehingga jantung menjadi mengembang. Sehingga cairan dalam sel mengalami dialisis, yaitu pecahnya sel-sel jantung sehingga proses metabolisme dan kerja jantung tergangggu. Larutan fisiologis yang bersifat hiperosmotik menyebabkan cairan akan keluar dari sel-sel jantung secara difusi sehinnga jantung mengerut dan berat jenisnya semakin besar dan akan mempengaruhi kerja otot jantung.












BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
*      Otot jantung ikan tetap berdetak meskipun jantung telah dikeluarkan dari tubuh ikan karena ikan memiliki tipe jantung meogenik.
*      Otot jantung ikan adalah otot lurik yang bekerja seperti otot polos.
*       Ketahanan jantung ikan di luar tubuh lebih tahan ikan yang besar dari pada ikan yang kecil dan jumlah detakan jantungnya lebih banyak ikan yang kecil dari pada ikan yang besar.
*      Pada ikan besar jumlah detak jantung lebih sedikit namun dapat bertahan lebih lama. Hal ini dikarenakan ”energi pada jantung lebih banyak pada ikan yang memiliki bobot  besar.  Sedangkan pada ikan kecil detak jantungnya lebih banyak dan cepat namun lebih cepat pula jantungnya berhenti berdetak, ini dikarena energi pada jantung ikan kecil lebih sedikit dari pada ikan besar. Semakin besar bobot ikan maka ukuran jantungnya juga semakin besar sehingga darah yang terkandung atau dialirkan oleh jantung semakin banyak

5.2 Saran
Sebaiknya ikan yang digunakan ialah ikan air laut dan tawar agar dapat di ketahui detak jantung ikan air laut atau air tawar yang akan bertahan lebih lama. dan tambahan lagi hendaknya  sebelum dilakukan nya praktiik, ada sosialisasi yg relevan. Sehingga tidak terjadi ketidakpahamam . sebab pada saat praktikum belangsung, ada terjadi kesalahpahaman yaitu: jantung yang tadinya masih berdetak , dianggap sudah tidak berdetak lagi, padahal hanya pingsan.




DAFTAR PUSTAKA

Affandi R dan Tang U.M. 2002. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru : Unri Press.
Putri, FE. 2009. Kontraksi Otot Jantung Ikan. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/19985 [18 Maret 2011]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar